Dalam dunia email marketing, ada beberapa istilah teknis yang bahkan masih terdengar asing bagi beberapa pegiatnya.
Istilah-istilah teknis ini bukanlah jargon belaka, melainkan terminologi yang wajib dipelajari guna memahami lebih lanjut terkait email marketing dan bagaimana cara mengoptimalkan performa beserta analisisnya.
Salah satu istilah tersebut ialah churn dan churn rate.
Dalam dunia sales, istilah churn dan churn rate mungkin sudah cukup umum di dengar.
Namun bagaimana dengan churn rate email marketing?
Mari kita bahas.
Daftar Isi
- Apa itu churn rate email marketing
- Jenis churn dalam email marketing
- Voluntary churn
- Involuntary churn
- Penyebab churn rate tinggi pada email marketing
- Cara menghitung churn rate email marketing
- Cara mencegah churn dalam email marketing
- Gunakan strategi email marketing yang tepat
- Sesuaikan konten dengan user
- Pastikan format email benar untuk beragam device dan client
- Berikan opsi subscription bagi tiap user
- Gunakan double opt-in
- Kesimpulan
Apa itu churn rate email marketing
Dalam dunia sales dan CRM, churn rate diartikan sebagai jumlah pelanggan yang pergi dari suatu bisnis.
Hal ini biasanya mengindikasikan pelanggan tersebut tidak lagi menggunakan produk atau layanan suatu bisnis. Bisa juga karena berpaling ke kompetitor.
Dari definisi ini, churn rate email marketing diartikan sebagai jumlah user atau subscriber yang dihapus atau hengkang dari database email.
Hal ini ditinjau dalam kurun waktu tertentu secara kontinual, bisa per minggu, bulan, maupun tahun.
Dan jenis serta penyebabnya sendiri beragam.
Jenis churn dalam email marketing
Dalam email marketing, sebuah churn dapat dikategorikan menjadi 2 bagian berdasarkan perilaku dan preferensi user.
Kedua kategori tersebut ialah voluntary dan involuntary churn.
- Voluntary churn
Sesuai dengan namanya, voluntary churn terjadi karena user, secara sukarela, memilih untuk keluar dari sebuah database email marketing.
User dapat melakukan voluntary churn dengan melakukan unsubscribe atau menandai sebuah email sebagai spam.
Secara konsep, voluntary churn tidak jauh berbeda dengan hard bounce.
- Involuntary churn
Berbeda dengan voluntary churn, involuntary churn umumnya terjadi atas dasar ketidaksengajaan serta ketidaktahuan user akan suatu email marketing.
Contoh sederhananya ialah user tidak mengetahui jika sebuah bisnis mengirimkan suatu email marketing, entah karena email tersebut tidak aktif digunakan atau email tersebut secara tidak sengaja masuk ke dalam folder spam.
Namun, ada juga involuntary churn yang diketahui dan disengaja oleh user.
Perbedaannya dengan voluntary churn adalah user tidak secara aktif memilih untuk unsubscribe atau menandai email sebagai spam, namun hanya membiarkannya tidak terbuka di kotak masuk.
Oleh sebab itu, involuntary churn bisa dibilang lebih tricky dan merepotkan.
Penyebab churn rate tinggi pada email marketing
Churn dalam email marketing sendiri disebabkan oleh berbagai macam hal.
Berbagai alasan ini bisa dibagi lagi dari sisi sender dan juga recipient/user.
Dari sisi sender, beberapa penyebabnya bisa jadi pengiriman konten yang tidak relevan dengan user.
Bisa juga disebabkan oleh tingginya intensitas pengiriman email dalam kurun waktu yang singkat, sehingga user bisa jadi menganggapnya sebagai spam.
Dari sisi user, beberapa penyebab churn bisa jadi perubahan minat terhadap suatu hal tertentu.
Misalnya, di tahun 2019, Budi bekerja sebagai content writer dan berlangganan email terkait tips menulis untuk mendapatkan ilmu baru.
Namun, di tahun 2021, Budi beralih profesi menjadi seorang sales dan tidak lagi memerlukan tips menulis. Hal ini akan berkontribusi pada churn yang tinggi.
Penyebab lainnya ialah perubahan kanal yang diminati untuk memperoleh informasi tertentu.
Misalnya, di tahun 2019, Budi nyaman menggunakan email untuk memperoleh informasi promosi terkait perusahaan tertentu.
Namun, di tahun 2021, bisa jadi Budi lebih menyukai mendapatkan promosi dari media sosial.
Cara menghitung churn rate email marketing
Churn rate yang tinggi menandakan performa email marketing yang kurang maksimal.
Namun, bagaimana caranya menghitung churn rate email marketing?
Tenang, cukup gunakan rumus sederhana ini.
Jumlah churn di sini bisa berasal dari jumlah keseluruhan unsubscribe, hard dan soft bounce, marked as spam, dan inactive subscriber.
Jika Anda masih bingung, coba perhatikan contoh berikut.
Email Database SPEcial Service | November 2021 |
Jumlah kontak awal | 1,000 |
Churn | 76 |
Penambahan database baru | 147 |
Churn baru | 19 |
SPEcial Service awalnya memiliki 1,000 kontak pada database mereka saat menginjak November 2021. Dari 1,000 kontak tersebut, terdapat 76 churn yang didapat dari akumulasi unsubscribe dan lain sebagainya.
Lalu, di pertengahan bulan yang sama, ada penambahan 147 kontak dengan jumlah churn sebanyak 19.
Maka, dengan mengikuti rumus di atas, jumlah churn email marketing SPEcial Service adalah 76 + 19, yakni 95.
Sedangkan, jumlah kontak yang dianggap ialah 1,000 karena penambahan 147 tidak dapat dianggap sebagai acuan jumlah kontak awal di database.
Penghitungannya sebagai berikut.
Sehingga, didapati churn rate email marketing SPEcial Service pada November 2021 dalam persentase sebesar 9.5%.
Terkait berapa jumlah churn rate yang masih dianggap wajar, hal ini berbeda antara satu industri dengan lainnya.
Data terkait rata-ratanya dapat dilihat pada laporan Recurly Research ini.
Cara mencegah churn dalam email marketing
Churn dalam email marketing memang sudah pasti terjadi, namun hal ini dapat dicegah atau diminimalisir.
Mitigasi churn dalam email marketing dapat dilakukan dengan menerapkan 5 strategi berikut.
- Gunakan strategi email marketing yang tepat
Menerapkan strategi email marketing yang tepat sangatlah krusial dalam menentukan churn rate dalam suatu email marketing campaign.
Pasalnya, konten yang tepat akan berperforma buruk jika dieksekusi dengan strategi yang tidak tepat.
Dalam menentukan strategi yang tepat, beberapa hal yang bisa dipertimbangkan ialah waktu yang tepat dalam mengirim email, intensitas dan frekuensi pengiriman email, serta segmentasi kontak dalam setiap blasting.
- Sesuaikan konten dengan user
Relevansi konten dengan user juga menjadi salah satu faktor esensial yang berpengaruh terhadap churn rate email marketing.
Konten yang tidak relevan dengan user berpotensi lebih besar dalam menghasilkan churn rate yang tinggi.
Solusinya ialah dengan membagi kontak ke dalam beberapa segmen sesuai dengan buyer persona tertentu.
Setelah itu, konten bisa disesuaikan berdasarkan segmen yang sudah dibagi sebelumnya.
- Pastikan format email benar untuk beragam device dan client
Email marketing yang tidak compatible dengan device dan email client tertentu juga berkontribusi dalam peningkatan churn rate.
Untuk itu, sangat penting membuat email yang tidak hanya dioptimasi untuk desktop, namun juga untuk mobile.
Dan lagi, pastikan untuk melakukan testing pengiriman email ke beberapa device dan email client yang berbeda.
Tujuannya untuk memastikan bahwa tampilan email sudah optimal di berbagai aplikasi dan perangkat, sebelum akhirnya dikirimkan ke user.
- Berikan opsi subscription bagi tiap user
Opsi subscription juga menjadi langkah mitigasi yang baik untuk mencegah kenaikan churn rate.
Caranya ialah dengan memberikan opsi berlangganan bagi tiap user di awal mereka mendaftar ke email list tertentu, maupun setiap kali menerima email.
Opsi subscription ini bisa diletakkan di bagian bawah footer email, di samping opsi untuk melakukan unsubscribe.
Tujuannya, hal ini untuk memfasilitasi setiap preferensi user yang unik dan berbeda antara satu dengan lainnya.
Misal, user A lebih tertarik untuk menerima email promosi produk Y dan Z, user B lebih ingin menerima promosi terkait produk Z, sedangkan user C hanya ingin menerima promosi produk Y saja.
- Gunakan double opt-in
Double opt-in mampu meminimalisir adanya kontak tak berkualitas yang terdaftar dalam sebuah database.
Hal ini juga nantinya berimbas pada churn rate.
Pasalnya, database yang banyak berisikan kontak tak berkualitas cenderung menghasilkan churn yang lebih banyak.
Untuk itu, double opt-in dapat diberlakukan ketika user berlangganan pada suatu email tertentu.
Double opt-in pun dapat dipadupadankan dengan welcome email untuk mempersingkat proses pada suatu opt-in dan registrasi.
Kesimpulan: Churn rate email marketing
Singkat kata, churn rate email marketing dapat diartikan sebagai berkurangnya jumlah kontak dalam database email, ditinjau per minggu, bulan, tahun, atau kurun waktu tertentu.
Churn ini sendiri dapat dikategorikan menjadi voluntary dan involuntary, bergantung pada perilaku dan preferensi user.
Namun, hal ini dapat dicegah melalui 5 cara yakni:
- Gunakan strategi email marketing yang tepat
- Sesuaikan konten dengan user
- Pastikan format email benar untuk beragam device dan client
- Berikan opsi subscription bagi tiap user
- Gunakan double opt-in
Selain hal-hal di atas, ada juga penyebab churn yang lebih teknis seperti email domain authority atau sending reputation.
Penting untuk menggunakan email marketing provider yang memiliki sending reputation yang baik, seperti DocoBlast.
Anda bisa menggunakan DocoBlast untuk mengirimkan email tanpa harus takut difilter secara otomatis oleh sistem karena sending reputation yang belum terpercaya atau sender score rendah.
Cukup hubungi kami dan konsultasi sekarang untuk menggunakan DocoBlast.