Tahukah Anda bahwa subject email Anda sangat berpengaruh terhadap open rates?
Berdasarkan data dari SuperOffice, subject menempati urutan kedua (33%) yang menentukan email dibuka atau dihapus. Posisi pertama (45%) ialah pengirim email.
Dengan kata lain, jika Anda memiliki open rate email yang rendah, bisa jadi hal ini disebabkan oleh penulisan subject email yang kurang menjual.
Namun, jangan khawatir. Cara menulis subject email yang menjual itu tidak susah.
Artikel ini akan membahas 7 cara menulis subject email yang bisa langsung Anda terapkan.
Daftar Isi
- Cara Menulis Subject Email
- Gunakan Personalized Subject Email
- Manfaatkan KEPO dan FOMO
- Berikan Unique Selling Proposition yang Menarik
- Jadilah Sangat Spesifik, Kalau Perlu dengan Angka
- Menulislah dari Sudut Pandang Pembaca
- Sisipkan Emoji
- Undang Reaksi Emosional Pembaca
- Kesimpulan
Cara Menulis Subject Email
Sebelum masuk ke tips penulisannya, ada hal yang harus Anda ketahui terlebih dahulu.
Subject email harus ringkas secara konten, namun kaya secara konteks.
Maksudnya, Anda harus bisa merangkum segala konten yang ada dalam email Anda dalam kurang dari 90 karakter. Singkat saja tidak cukup jika tidak menjelaskan apa yang ada pada email.
Maka dari itu, hindari penggunaan clickbait.
Berbagai teks clickbait memang mengundang pembaca untuk membaca lebih lanjut. Namun, apa yang tertera di dalam teks clickbait sangat berbeda dengan bait itu sendiri.
Mungkin satu kali atau dua kali, clickbait dapat mendatangkan open rate yang tinggi. Namun, di sisi lain, clickbait malah akan menciderai reputasi bisnis Anda.
Daripada menggunakan clickbait, Anda dapat menggunakan apa yang disebut dengan hook.
Berikut adalah cara menulis subject menggunakan hook, beserta contohnya.
1. Gunakan Personalized Subject Email
Yang dimaksud dengan personalized subject dalam email ialah subyek yang memuat nama penerima.
Dalam sebuah studi oleh Retention Science terhadap 260 juta emails, subject yang mengandung nama penerima di dalamnya memiliki rata-rata open rate 2,6% lebih tinggi dibandingkan yang tidak menggunakannya.
Selain itu, idealnya, subject yang baik memiliki panjang antara 6 – 10 kata. Jumlah kata ideal tersebut telah dibandingkan dengan beberapa jumlah kata lain.
Hasilnya, subyek dengan 6 – 10 kata rata-rata memiliki open rate di atas 21% (tergolong sangat baik).
Sedangkan, subyek dengan kurang dari 5 kata dan di atas 11 kata masing-masing memiliki open rate yang berkisar antara 16% dan 14%.
Jika Anda ingin menerapkan cara ini, maka sangat direkomendasikan untuk menyisipkan nama penerima dalam 6 – 10 kata tersebut.
Untuk membuat subject email yang personalized dalam sebuah mail campaign, Anda juga tidak perlu membuatnya satu persatu. Anda bisa membuat satu subject untuk blasting, dan sisanya akan diotomasi.
Sebagai contoh, Anda cukup menuliskan
Eh {firstname}, mau hemat hingga 300k untuk staycation?
Label yang ada di dalam merge tags ( [ ] atau { } ) nantinya akan langsung menyesuaikan dengan data yang ada pada database Anda.
Namun, Anda harus memastikan lagi label yang ada pada database Anda.
Jika pada database Anda nama pelanggan ditulis sebagai first_name dan Anda justru memasukkan firstname pada merge tags, maka cara ini tidak akan berhasil.
Ada baiknya, sebelum melakukan blasting, Anda melakukan testing terlebih dahulu guna memastikan hasilnya sesuai dengan harapan.
Namun, perlu dipahami juga jika sistem personalisasi ini berbeda antar satu penyedia layanan dengan lainnya.
Jika Anda tidak dapat memasukkan nama penerima dalam subyek Anda, jangan khawatir.
Anda dapat memasukkan nama subyek ini di awal konten email Anda. Cara ini membuat sentuhan personal dalam email Anda tetap nampak dalam preview.
2. Manfaatkan KEPO dan FOMO
Dua hal dari sifat manusia yang dapat dimanfaatkan untuk email marketing ialah rasa ingin tahu dan rasa tidak ingin dikucilkan.
Maka dari itu, menggunakan konsep KEPO dan FOMO merupakan strategi yang tepat dalam campaign Anda.
Dua konsep ini mampu meningkatkan open rate hingga 22%. Caranya ialah dengan menggunakan KEPO dan FOMO untuk membuat suatu kebutuhan genting bagi pelanggan Anda.
Yang paling mudah, Anda bisa memasukkan kata atau frasa tertentu di subyek Anda.
Misalnya:
- … Jangan sampai kehabisan (FOMO)
- … Hanya minggu ini! (FOMO)
- … Slot terbatas (FOMO)
- … Begini caranya (KEPO)
- Rahasia di Balik … (KEPO)
- …. Inilah Alasannya (KEPO)
Atau, Anda juga bisa menulis subyek yang memberikan pertanyaan bagi pelanggan Anda. Cara ini juga akan memancing rasa penasaran.
Sebagai contoh, jika sebelumnya subyek email Anda ialah:
- Gunakan cloud untuk menghemat 30% biaya operasional bisnis Anda
Coba ubah menjadi
- Hemat hingga 30% dengan cloud, begini langkahnya (KEPO)
- Lebih hemat 30% dengan cloud, penawaran hanya bulan ini (FOMO)
Jika Anda takut strategi di atas akan dicap sebagai clickbait, Anda tidak perlu khawatir.
Selama apa yang Anda sebutkan dalam subyek dijelaskan secara spesifik dalam email, maka Anda tidak akan mempertaruhkan reputasi bisnis Anda.
Dan lagi, jangan melakukan hiperbola dalam penggunaan cara ini. Lebih baik menggunakan kata-kata seperti “efektif”, “menjual”, dan “menarik” daripada “sangat sukses”, “pasti diborong”, dan “menakjubkan.”
Pasalnya, kata-kata hiperbola seperti ini cenderung menghasilkan click dan open yang lebih rendah.
3. Berikan Unique Selling Proposition yang Menarik
Di tahun 2020, diestimasikan ada 306 milyar transaksi email setiap harinya di seluruh dunia. Pun, diperkirakan, rata-rata orang menerima 121 email setiap harinya.
Dari dua data ini, Anda wajib memahami bahwa, setiap harinya, pelanggan Anda pun menerima banyak sekali email.
Jika email yang Anda kirim tidak benar-benar stand out, besar kemungkinan email Anda tidak akan dibuka, atau malah bisa jadi dihapus.
Maka dari itu, tiap kali Anda akan mengirimkan email, Anda harus memiliki unique selling proposition yang menarik.
Dalam hal ini, ada 2 langkah yang bisa dilakukan untuk membuat email Anda lebih menarik.
Yang pertama, Anda bisa menyisipkan kata-kata seperti free, gratis, bonus, extra, dan sejenisnya pada subyek Anda.
Kedua, sisipkan value-added services.
Value-added services di sini maksudnya ialah tambahan dari penawaran utama yang Anda berikan.
Sebagai contoh, jika Anda menawarkan diskon 30% untuk layanan Anda, sebutkan pula tambahan apa yang bisa didapatkan pelanggan jika mereka melakukan pembelian dalam masa diskon.
Jika Anda sebenarnya tidak memiliki tambahan dalam promo Anda, bisa juga Anda bahasakan layanan utama Anda menjadi layanan tambahan.
Misalkan, dari awal Anda memberikan konsultasi gratis walaupun tanpa ada promo. Maka, Anda dapat menginformasikan ulang konsultasi gratis itu lagi.
Contohnya, jika sebelumnya ini yang akan Anda sampaikan dalam subject email
- Diskon 30% pembuatan website sampai 31 Oktober
Coba tambahkan value-added service seperti
- Diskon 30% pembuatan website & free konsultasi sampai 30 Oktober
Dengan menambahkan hal tersebut, Anda membuat layanan dan promo yang Anda tawarkan jauh lebih unik.
Hal ini dapat membedakan penawaran Anda dengan kompetitor lainnya. Sehingga, email Anda lebih stand out dan peluang open rate Anda juga bisa meningkat.
4. Jadilah Sangat Spesifik, Kalau Perlu dengan Angka
Dikarenakan subject email harus mampu merangkum segala informasi yang tertera pada email, maka Anda harus membuat subyek yang spesifik.
Ingat, menulis sesuatu secara spesifik berbeda dengan detail. Detail mencakup segala seluk beluk penjelasan tentang informasi yang Anda berikan.
Sedangkan, spesifik berarti Anda memperjelas informasi yang Anda berikan.
Jika Anda masih bingung seperti apa subyek email yang spesifik, coba bandingkan kedua contoh berikut.
- 7 Strategi Marketing untuk Meningkatkan Penjualan Bisnis secara Drastis
- 7 Strategi Marketing untuk Meningkatkan Penjualan Hingga 69%
Dari dua contoh di atas, contoh (1) merupakan penulisan subyek secara general, sedangkan (2) ialah versi spesifiknya.
Hal ini karena (2) memperjelas informasi peningkatan penjualan secara drastis dengan parameter angka yang tegas dan definit.
Lalu, untuk detailnya, Anda bisa menjelaskan apa saja 7 strategi tersebut dalam body content. Bisa juga, untuk informasi lebih lanjut, Anda arahkan pembaca menuju ke blog atau artikel Anda.
Sebenarnya, cara ini tidak hanya ampuh untuk mendapatkan open rate email. Dalam penulisan judul artikel, cara ini juga efektif untuk mendatangkan lebih banyak klik.
Efektivitas judul atau subyek yang spesifik ini juga didukung data yang dilaporkan oleh HubSpot.
Selain itu, penggunaan angka untuk membuat informasi lebih spesifik sangat dianjurkan.
Data yang dirilis CoSchedule mengindikasikan bahwa penggunaan angka pada tajuk dapat meningkatkan open rates dan ctr hingga 206%.
5. Menulislah dari Sudut Pandang Pembaca
Menulis dari sudut pandang pembaca bukanlah hal baru. Bahkan, hal ini bisa dibilang sebagai salah satu rahasia publik di kalangan copywriter.
Dengan memposisikan diri sebagai pembaca, Anda bisa membuat sebuah simulasi apakah pembaca akan tertarik dengan apa yang Anda bagikan.
Pun, cara menulis seperti ini akan membuat email, atau jenis tulisan apapun, menjadi lebih menarik dan interaktif.
Mari kita kembali ke data yang sudah saya sajikan di atas.
Rata-rata setiap orang menerima sekitar 121 email setiap harinya.
Jika Anda mengirimkan email pada hari tersebut, maka email Anda harus bersaing dengan 120 email lainnya.
Sedangkan, tidak semua orang punya banyak waktu untuk menelusuri setiap email satu per satu.
Dengan keterbatasan waktu tersebut, orang tentunya akan memilih untuk membuka email dengan informasi yang penting, menarik, atau menguntungkan baginya.
Jika apa yang Anda bagikan tidak memenuhi kategori tersebut, maka besar potensinya email Anda akan bersarang laba-laba. Alias tidak dibuka dan tertumpuk ratusan email di hari berikutnya.
Sebagai contoh, Anda ingin membagikan kabar baik terkait pencapaian bisnis Anda.
Bisnis Anda baru saja mendapatkan sertifikasi tertentu yang menjamin bahwa layanan yang Anda berikan aman dan sesuai standar.
Lalu Anda mengirim email kepada para pelanggan Anda, dengan subyek:
- ABC DEF Mendapatkan Sertifikasi XYZ2021
Apakah informasi yang Anda sampaikan memenuhi kategori penting, menarik, dan menguntungkan?
Mungkin iya bagi Anda. Namun apakah hal yang sama akan Anda rasakan jika menerima email semacam itu? Belum tentu.
Untuk membuat informasi tersebut menjadi penting, menarik, dan menguntungkan bagi pembaca, Anda harus membuat pembaca terlibat dalam informasi tersebut.
Sebagai contoh, Anda bisa mengubah subject email tersebut menjadi
Update: Peningkatan Keamanan Layanan bagi Anda
Subyek tersebut menjadi lebih baik dikarenakan pembaca memiliki keterlibatan dalam informasi yang dibagikan.
Penting, iya, karena menyangkut layanan yang mereka gunakan.
Menarik, iya, karena informasi yang Anda bagikan merupakan hal baru yang memancing rasa penasaran pembaca.
Menguntungkan, iya, karena informasi tersebut berpengaruh terhadap kualitas pelayanan yang mereka pakai.
6. Sisipkan Emoji
Bagi beberapa segmen pembaca, khususnya milenial dan gen Z, penggunaan emoji dalam subyek dapat meningkatkan open rates email.
Dalam studi yang dirilis Return Path, penggunaan emoji dalam subject email mampu meningkatkan open rates dari 14% hingga 33%.
Emoji juga lebih efektif jika digunakan dalam email yang bersifat kontekstual ketimbang email biasa.
Sebagai contoh, emoji 💋 memberikan hasil yang lebih optimal ketika digunakan saat hari Valentine dibandingkan hari biasa.
Selain kontekstual, emoji juga sebaiknya diletakkan di awal subject, atau setidaknya termasuk dalam 20 karakter pertama subject email.
Cara ini akan membuat email Anda otomatis stand out dibandingkan dengan email lainnya dalam kotak masuk.
Namun, emoji sebaiknya tidak digunakan secara berlebihan dalam subyek. Terlalu banyak emoji bisa jadi mengurangi profesionalitas dan membuat penerima email menandai email Anda sebagai spam.
Di samping itu, tidak semua webmail dan email clients mendukung proses render emoji. Beberapa yang sudah mendukung emoji rendering dalam email adalah:
- Microsoft Outlook 2007/2010/2013
- Apple Mail
- Yahoo! Mail
- Gmail
- Windows Mail
- Android Mail
Sebagai catatan tambahan, tidak semua seri Microsoft Outlook mendukung penggunaan emoji. Contohnya Microsoft Outlook 2003 dan Outlook.com.
Dalam penulisannya, Anda bisa mengubah subject email Anda dari
Musim Liburan: Diskon Tiket Pesawat PP Bali Hingga 50%
menjadi
✈️ Musim Liburan ✈️ Diskon Tiket Pesawat PP Bali Hingga 50%
Perlu diingat juga kalau teknik penggunaan emoji ini tidak bisa diterapkan pada setiap target pembaca dan semua kebutuhan.
Misalnya, Anda ingin mengirimkan email permohonan maaf dikarenakan adanya kendala pada pelayanan bisnis Anda.
Tidak etis jika Anda menggunakan emoji di dalamnya, terlebih jika targetnya ialah para eksekutif bisnis.
7. Undang Reaksi Emosional Pembaca
Berdasarkan data, 80% pembelian produk didasari oleh emosi, sedangkan 20% sisanya baru rasio atau logika.
Hal ini juga berlaku pada keputusan untuk membuka, membaca, membiarkan, serta menghapus email.
Dalam penelitiannya, Persado mengungkap data bahwa penggunaan emosi bisa meningkatkan performa marketing hingga 70%, termasuk dalam email marketing.
Penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal Social Sciences Research juga menyebutkan bahwa penggunaan emosi dalam subject email menjadi faktor penentu open rates nomor 2. Yang pertama ialah panjang pendeknya subject tersebut.
Dari tiga data tersebut, yang dimaksud emosi bukan sekadar hal yang membuat marah atau haru.
Namun subject email yang humoris, membahagiakan, inspiratif, motivasional, serta menggerakkan hati dianggap sebagai beberapa kategori yang menaikkan open rate secara signifikan.
Salah satu contoh nyata ialah subject email Kitabisa.com Maret lalu.
Konten email tersebut menginformasikan penggalangan dana bagi anak-anak yang mengalami kekurangan makanan bergizi.
Namun, email yang dikirim pukul 6 pagi itu memiliki subject (yang saya tandai dalam kotak biru) dengan informasi yang tidak 100% sama dengan kontennya. Di saat yang sama, tidak juga terhitung clickbait.
Namun, subject dengan konten memiliki kesamaan, yaitu aktivitas makan.
Subject tersebut mencoba berempati dengan pembaca, yakni mengingatkan pentingnya tidak melupakan sarapan. Secara konteks pun tepat, dikirimkan pada pukul 6 pagi, di saat banyak orang perkotaan mulai bersiap untuk berangkat kerja dan seringkali melupakan sarapan.
Beberapa cara lain untuk berempati dan mengundang reaksi emosional pembaca ialah dengan menggunakan pertanyaan yang dirasakan rata-rata target pembaca.
Sebagai contoh, Anda memiliki usaha restoran dan ingin melakukan email marketing. Segmentasi target Anda ialah pekerja kantoran yang jarang bisa menghabiskan waktu luang bersama keluarga.
Pada subject email, Anda dapat menggunakan satu dari beberapa contoh berikut:
- Quality time bersama keluarga kini bisa di nama-resto
- Stress kerja? Lepas penat bersama keluarga di nama-resto
- 12 jam hanya untuk kerja? Sisihkan 2 jam bersama keluarga di nama-resto
- Halo {firstname}, keluargamu kangen makan malam bersama
Kesimpulan
Cara menulis subject email yang menjual dan meningkatkan open rate sebenarnya tidak sulit.
Ada beberapa cara yang bisa dimanfaatkan, dari personalized subject hingga reaksi emosional pembaca.
Namun, dari berbagai cara tersebut, tidak semuanya sesuai dengan bidang usaha Anda.
Ada baiknya Anda sering melakukan testing bertahap untuk melihat mana cara menulis subject email yang paling efektif untuk pembaca Anda.