Sebagai seorang pelaku email marketing yang andal, tidak ada yang lebih menggeramkan dari “fakta-fakta” yang menyesatkan. Tentunya yang dimaksud di sini bukan jenis artikel yang bernada “email sudah mati” yang sangat sering muncul, tetapi justru yang dimaksud adalah artikel-artikel yang menyebutkan bahwa email marketing hanya cocok untuk perusahaan-perusahaan besar, bahwa Anda tidak boleh mengirim lebih dari 1 email marketing sepekan dan bahwa unsubscribe link tidak baik untuk bisnis.
Ini adalah jenis-jenis mitos email marketing yang mencoba membantah beberapa fakta saat ini. Dan berikut lima mitos terpopuler yang membunuh kampanye-kampanye Anda:
Mitos 1: Email Marketing Hanya Cocok Untuk Bisnis Besar
Faktanya: Email marketing mudah digunakan, efektif, dan murah. Setiap orang bisa mengirim email hari ini, sehingga ini jenis aktivitas marketing yang tidak memerlukan spesialis.
Akan tampak lucu jika tidak memiliki email sebagai alat dalam persenjataan marketing Anda. Email bisa membantu Anda mendapatkan customer baru serta mempertahankan customer yang telah ada dengan biaya murah. Bahkan, sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa 74% customer lebih memilih menerima pesan marketing melalui email yang berarti bahwa jika Anda tidak mengirim email maka Anda akan kehilangan banyak hal.
Mitos 2: Unsubscribe Adalah Sesuatu yang Buruk
Faktanya: Tidak ada yang suka melihat orang melakukan unsubscribe dari contact list mereka. Anda telah bekerja keras untuk membangun contact list Anda dan sekarang Anda menemukan bahwa orang-orang sudah mulai keluar dari list tersebut. Biarkan saja!
Untuk memulai, jauh lebih baik bagi seseorang untuk melakukan unsubscribe dari contact list email Anda dibanding menandai Anda sebagai spam. Jika mereka menempatkan Anda di folder spam, Anda berpotensi bisa membahayakan seluruh kampanye email Anda dan kredibilitas brand Anda. Sehingga, jika seseorang tidak menginginkan untuk menerima komunikasi dari Anda, Anda harus merelakan mereka untuk unsubscribe.
Alasan lain mengapa unsubscribe bukan hal yang buruk, adalah karena ini memberikan Anda gambaran yang lebih akurat tentang siapa yang benar-benar tertarik terhadap produk dan layanan Anda. Jika Anda mengirim 50 email, seluruhnya dibuka dan 6 orang telah unsubscribe, maka ada 45 orang yang telah membuka dan membaca pesan-pesan Anda dan menganggapnya bermanfaat. Jika Anda ingin menindaklanjuti email ini dengan panggilan telepon, Anda bisa menghemat waktu dan upaya dengan menghubungi orang-orang yang benar-benar tertarik dengan apa yang Anda tawarkan.
Mitos 3: Jangan Mengirim Lebih Dari 1 Email Marketing Per Pekan.
Faktanya: Bersembunyi di balik ide yang tidak menginginkan dianggap memaksa atau mengganggu, kebanyakan bisnis tidak mengirim email yang cukup! Dalam upaya mereka mencari frekuensi pengiriman email yang sempurna dan mencari waktu terbaik untuk mengirim email, para pelaku marketing cenderung tidak mengirim pesan yang cukup di tahap pemerolehan customer.
Pikirkan tentang betapa mudah menghapus email sekarang ini. Kita bisa mencentang 10-15 email dalam satu waktu, lalu klik “hapus” dan semuanya akan hilang. Jadi, berapa banyak email Anda yang telah dihapus sebelum bahkan dibuka? Dengan mengingat hal ini, Anda bisa dengan mudah menyimpulkan bahwa semakin banyak email yang Anda kirim maka semakin banyak peluang bagi email tersebut untuk dibuka dan dibaca. Dan jika orang tidak ingin menerima komunikasi dari Anda, mereka selalu bisa unsubscribe yang membersihkan list Anda dan benar-benar hanya menyisakan lead dan prospek yang masih hangat.
Mitos 4: Anda Tidak Harus Mengirim Email Marketing Ke Orang-Orang Ketika Mereka Membeli Dari Anda
Faktanya: Sering kita mendengar jika seseorang telah membeli dari Anda, Anda sebaiknya tidak mengirimi mereka komunikasi tambahan. Faktanya, jika Anda tidak mengingatkan customer tentang bisnis Anda, berarti Anda tidak melakukan upaya untuk mempertahankan mereka, jika Anda tidak mencoba tetap membuat layanan Anda nomor satu, maka Anda mungkin akan kehilangan customer tersebut.
Kuncinya di sini adalah bahwa jenis komunikasi yang Anda kirim ke prospek adalah berbeda dengan jenis komunikasi yang Anda kirim ke client yang telah ada. Anda tidak harus mengirimi mereka email dengan nada menjual, tetapi mungkin voucher diskon untuk meningkatkan loyalitas dan kepuasan customer, update tentang event yang akan datang, berita industri, dan lain-lain.
Anda akan butuh 2 strategi berbeda dan 2 jenis konten berbeda, tetapi pada akhirnya, selama Anda tidak mengirimi email ke client Anda, Anda akan selalu terancam bahwa para pesaing Anda akan melakukan hal tersebut.
Mitos 5: Selalu Mengirim Email Dengan Gambar
Faktanya: Apakah Anda seorang desainer grafis? Karena jika bukan, dianjurkan agar Anda berhenti mengirim email dengan gambar. Logo dan branding Anda dalam template email sudah sangat baik, akan tetapi ada banyak cara di mana Anda bisa gagal ketika mengirim email dengan gambar, sehingga tidak patut untuk mengambil risiko dalam hal ini. Bagaimana jika gambar memiliki kualitas yang tidak cukup baik, atau browser menekan gambar sehingga email Anda terlihat tidak lengkap. Dan masih banyak hal lainnya. Untuk mengklarifikasi, penulis tidak bermaksud mengimplikasikan bahwa Anda tidak boleh mengirim gambar, tetapi lakukanlah dengan hati-hati.
Hal terburuk yang Anda bisa lakukan adalah menempatkan penawaran atau headline Anda sebagai gambar, karena banyak pembaca yang tidak akan pernah atau tidak bisa melihat gambar karena masalah koneksi atau hal lainnya.
Percayalah bahwa peluang-peluang penjualan berkualitas dan leads masih bisa dihasilkan melalui email, selama Anda melakukannya dengan efektif.
Gunakan juga free email marketing dari DocoBlast dengan fiturnya yang lengkap untuk hasil email marketing Anda yang maksimal.